Pada bab-bab sebelumnya telah dibahas   berbagai alasan mengapa orang-orang membentuk atau bergabung dengan   suatu organisasi. Alasan pokoknya adalah untuk mencapai tujuan-tujuan   secara bersama, di mana mereka tidak dapat mencapainya sendiri, atau   lebih efektif bila dicapai bersama. Organisasi formal diibaratkan   sebagai sebuah “kendaraan” untuk mencapai tempat tujuan secara bersama.   Menurut para penulis teori organisasi klasik, organisasi formal adalah   sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang berkeja   sama untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.   Organisasi formal ini merupakan organisasi yang dengan sengaja   direncanakan dan strukturnya secara tegas disusun.
DESAIN STRUKTURAL ORGANISASI FORMAL
Struktur organisasi formal disusun adalah   untuk membantu pencapaian tujuan organisasi dengan lebih efektif.   Organisasi formal harus memiliki tujuan dan sasaran supaya tahu   bagaimana menjalankan organisasi untuk mencapainya. Jadi, struktur   organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukan seluruh   kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar   fungsi-fungsi serta wewenang dan tangggung jawabnya.
Struktur organisasi formal mempunyai dua   muka, pertama, model struktur, di mana kita dapat mempergunakan   prinsip-prinsip teori organisasi, dan kedua, dimensi-dimensi dasar   struktur yang akan menentukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan   yang harus dilakukan dan tingkat spesialisasi yang dapat diberikan.   Sebelum kita membahas dua muka struktur ini, terlebih dulu akan   dibicarakan variabel-variabel kunci yang menentukan desain structural   organisasi. Yaitu strategi organisasi, lingkungan yang melingkupinya,   tekhnologi yang digunakan, dan orang-orang yang terlibat dalam   organisasi.
STRATEGI DAN STRUKTUR
Hubungan erat antara strategi dan struktur  organisasional pertama kali dijelaskan oleh Chandler dalam studinya pada  beberapa perusahaan besar di amerika.
Chandler  menyimpulkan perubahan-perubahan strategi mengakibatkan  perubahan-perubahan desain organisasional.
Setiap perusahaan yang diteliti Chandler  pada mulanya mempunyai struktur yang disentralisasikan, di mana tipe  struktur ini cocok untuk lini produk yang terbatas.
Dalam  pemilihan suatu strategi dan struktur untuk  mengimplementasikannya,  para manajer harus mempertimbangkan pengaruh  lingkungan eksternal  terhadap organisasi. Hubungan antara strategi,  struktur dan lingkungan  dapat dipandang dari dua perspektif utama (  lihat gambar 5-1 ). Dalam  pandangan pertama, organisasi adalah adalah  reaktif terhadap  lingkungannya. Dalam pandangan kedua, organisasi  adalah proaktif karena  proses perumusan strategi mencakup pemilihan  lingkungan di mana  organisasi akan beroperasi dalam jangka waktu yang  lebih panjang. 
Gambar 5-1. hubungan antara  strategi, struktur dan lingkungan
Seperti diketahui, strategi  organisasi dipengaruhi oleh berbagai kesempatan dan ancaman dalam  lingkungan eksternalnya.
Strategi  ini pada gilirannya akan mempengaruhi struktur organisasi dengan  penjelasan sebagai berikut :
- Strategi menentukan kegiatan-kegiatan organisasional, yang merupakan basis pokok nagi desain organisasi.
- Strategi mempengaruhi pemilihan tekhnologi dan orang-orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
- Strategi menentukan lingkungan spesifik di mana organisasi akan beroperasi.
                                                                     Gambar 5-2.
LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN STRUKTUR
Kita perlu membedakan tiga tipe lingkungan  sebagai berikut :
- Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau tiba-tiba.
- Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkungan di mana inovasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang yang telah disebut diatas.
- Lingkungan bergejolak (turbulent environment). Bila para pesaing melempar produk baru dan tak terduga ke pasaran, hokum sering diganti, kemajuan tekhnologi berubah secara drastic desain produk dan metoda-metoda produksi.
Setelah   melakukan studi terhadap berbagai macam perusahaan, Burns dan Stalter   mengemukakan bahwa sistem mekanistik adalah paling sesuai untuk   lingkungan stabil, sedangkan sistem organic paling sesuai untuk   lingkungan bergejolak. Organisasi dalam lingkungan berubah mungkin dapat   menggunakan kombinasi dua sistem tersebut.
Sistem  mekanistik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi diperinci manjadi  tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi
Dalam sistem   organik, individu-individu lebih cenderung bekerja dalam suatu kelompok   daripada bekerja sendiri. Para anggota berkomunikasi dengan semua   tingkatan organisasi untuk mendapatkan informasi dan saran.
Penemuan Burns   dan Stalker ini didukung dan diperluas oleh Paul R. Lawrence dan Jay  W.  Losch. Mereka menggunakan derajat perbedaan dan integrasi untuk   menganalisa hubungan organisasi dan lingkungan eksternal.
Lawrence dan   Lorsch menyimpulkan bahwa perusahaan yang beroprasi dalam suatu   lingkungan tidak stabil adalah paling tinggi “dibedakan”, sedangkan yang   beroprasi dalam lingkungan stabil paling sedikit “dibedakan”.
TEKNOLOGI DAN  STRUKTUR
      Menurut   woodward, atas dasar haisl studinya, ada sejumlah hubungan antara   proses teknologi dan struktur organisasi, yang dapat diuraikan sebagai   berikut :
- Semakin kompleks teknologi semakin besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Dengan kata lain teknologi yang kompleks menyebabkan struktur organisasi berbentuk “tall” dan memerlukan derajat supervise dan koordinasi yang lebih besar.
- Rentang menajemen para manajer lini pertama meningkat dalam produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi massa ke proses.
- Semakin tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf administrative dan klerikal. Semakin besar jumlah para manajer dalam perusahaan yang kompleks secara tekhnologis memerlukan jasa-jasa pendukung.
ORANG DAN  STRUKTUR
      Sikap,   pengalaman dan peranan para anggota organisasi juga berhubungan dengan   struktur organisasi. Para manajer adalah juga karyawan, tetapi mereka   mempunyai pengaruh-pengaruh khusus pada struktur organisasi, sehingga   kita perlu membicarakannya secara terpisah.
Manajer dan   struktur. Sperti telah disebutkan di muka, nilai manajerial merupakan   factor penting dalam penentuan strategi organisasi. Para organisasi   terutama para manajer puncak-mempengaruhi pemilihan strategi secara   langsung melalui preferensi mereka.
Karyawan dan   struktur. Faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, latar belakang.   Derajat minat pada pekerjaan para karyawan dan ketersediaan berbagai   alternative di luar organisasi merupakan penentu penting struktur   organisasi.
Individu-individu   dengan tingkat pendidikan rendah yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan   repetitive dan membosankan mungkin lebih baik dikelola dengna struktur   yang lebih mekanistik.
PROSES DESAIN  ORGANISASI
      Dalam   teori, proses desain organisasi dapat dimulai dari bawah ke atas   (bottom up) atau dari atas ke bawah (top down). Dengan prosedur atas ke   bawah, tujuan-tujuan prganisasi umum diterjemahkan menjadi  tujuan-tujuan  khususu sebagai sarana pencapaian hasil akhir yang  diinginkan.  Tujuan-tujuan ini kemudian menjadi dasar dengan nama  serangkaian  departenen dapat diorganisasikan. Posisi-posisi dalam  berbagai  departemen tersebut akan ditetapkan untuk berfungsi sebagai  sarana  pencapaian tujuan-tujuan. Akhirnya berbagai kegiatan dirancang  untuk  setiap posisi. Melalui proses deduktif penetapan hasil akhir dan   sarana-sarana pencapaiannya ini, struktur organisasi dapat  dikembangkan.
PENDEKATAN  KONTIGENSI DALAM DESAIN ORGANISASI
Banyak   teoritisi manajemen dan manajer praktek yang menyatakan keraguannya   tentang suatu cara yang ideal untuk merancang organisasi. Tidak ada   suatu cara desain yang “ampuh” untuk segala kondisi. Struktur yang   paking cocok bagi organisasi sangat tergantung pda keadaan-keadaan   tertentu organisasi pada waktu tertentu. 
MODEL-MODEL  STRUKTUR ORGANISASI
Struktur   organisasi merupakan perwujudan yang menunjukkan hubungan di antara   fungsi-fungsi dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggungjawab   setiap anggota organisasi yang menjalankan masing-masing tugasnya. Para   manajer diharapkan dapat menentukan perilaku para anggota organisasi   untuk menempatkannya pada suatu posisi dalam struktur suatu posisi yang   menetapkan siapa “boss”nya yang di “harus” kan dan siapa bawahan yang  di  “anggap”nya.
Berikut ini   akan dibahas tiga model struktur organisasi yaga dikenal : model   tradisional, model hubungan manusiawi, dan model sumber daya manusia.
Bentuk  umum  model ini secara esensial adalah pyramid. Gambar 5-3 berikut ini   menunjukkan suatu kombinasi hirarkis berbagai modul yang didasarkan pada   kosep-konsep desain organisasi tradisional. Masing-masing tingkatan   hirarkis menggambarkan segmen struktur (satuan kerja, departemen,divisi   bagian dan sebagainya) dan hubungan-hubungan pekerjaan atasan-bawahan.
Gambar 5-3
Untuk   menggambarkan struktur organisasi hubungan manusiawi kita   memperhaatikan lagi gambar 5-4, karena model hubungan manusiawi tidak   mengalami perubahan mendasar dalam struktur formalnya dibandingkan model   tradisional.
Gambar 5-4
Model hubungan   manusiawi, walaupun demikian secara eksplisit mengakui bahwa orang   tidaklah selalu bertindak persis segaris dengan posisi-posisi dan   hubungan-hubungan menurut struktur formalnya.
Pertama, dan   yang paling penting, model hubungan manusiawi “mempersilahkan” para   manajer untuk mempergunakan kemampuan kepemimpinannya untuk mengurangi   friksi-friksi di antara orang-orang dan jabatan-jabatan mereka dalam   organisasi, serta mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antar para   anggota organisasi yang bertanggung jawab kepadanya.
Kedua,   pendekatan hubungna manusiawi menyarankan manajer memanfaatkan   organisasi informal dalam departemennya yang menunjukkan bahwa ia   memberikan tanggapan kooperatif dan bukannya malah menantang. Manajer   disarankan untuk mengenal dan menaruh kepercayaan pada pemimpin   informal, memelihara hubungan-hubungan perorangan yang mungkin terbentuk   di antara para bawahannya.
Ketiga,   pendekatan ini hubungan manusiawi ditunjukkan dengan sejumlah teknik   atau program yang biasanya di bawah yurisdiksi atau kewenangan   departemen personalia, yang dirancang untuk melayani kebutuhan-kebutuhan   seluruh anggota organisasi.
Implikasi   sumber daya manusia pada struktur organisasi walaupun abstrak, adalah   jelas. Model ini berpendapat bahwa pada hakekatnya manusia mempunyai   kemampuan untuk mempelajari pengarahan dan pengendalian diri lebih   kreatif daripada pekerjaan mereka sekarang, dan bahwa tugas manajer   adalah menciptakan suatu lingkungan di mana mereka dapat meningkatkan   sumbangan kapasitasnya pada organisasi.
DIMENSI-DIMENSI  DASAR STRUKTUR ORGANISASI
Pembagian kerja
Secaara ringkas   dapat dinyatajan bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi tingkat   prestasi organisasi melalui minimalisasi ketergantungan pada individu   tertentu atau keterampilan-keterampilan khusus, dan gerakan atau   perpindahan yang percuma komponen-komponen pekerja kasar. Pembagian   kerja juga mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang   efisien untuk meningkatkan produktiitas. Tetapi, meskipun “bebefit” ini   memang menarik, perlu dikemukakan bahwa biaya-biaya yang berkaitan   dengan tingkat spesialisasi yang tinggi beberapa tahun terakhir terus   meningkat.
Berbagai fungsi  yang melekat pada struktur organisasi
Kegiatan-kegiatan   dan hubungan-hubungan sebagai fungsi-fungsi structural yang terjadi   secara garis besar dapat terperinci sebagai berikut :
Wewenang, arti  wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk  melakukan sesuaatu.
Kekuasaan,   kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang. Walaupun kekuasaan   dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila   wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan   untuk melakukan hak tersebut.
Tanggung jawab,   adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu. Dalam organisasi, tanggung   jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugasnya atau fungsi   organisasi.
Akuntabilitas,  adalah factor di luar individu dan perasaan pribadinya.
Komunikasi   dalam organisasi, dalam organisasi formal, arus informasi mengalir   secara khusus. Struktur organisasi diharapkan dapat menjadi alat utama   bagi komunikasi formal ini. Komunikasi seperti pemberian perintah.
Hubungan lini   dan staf, masih berhubungan dengan konsep wewenang dikenal apa yang   disebut hubungan lini dan staf. Keduanya merupakan pendekatan yang   berbeda untuk menentukan deskripsi wewenang dalam organisasi.
Rentang  kendali, adalah beberapa orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan  secara efektif oleh seorang manajer atau atasan.
Pendapat  tentang rantang  kendali yang paling kuat justru berdasarkan dari teori  dan bukan  praktek. V.A. Gracunas, seorang konsultan dan ahli matematika  perancis,  menemukan rumusan tentang kendali berikut ini :
                                                      R = n(2n-1 + n-1)
Dimana R adalah  jumlah hubungan dan n adalah jumlah bawahan.
Struktur flat   dan trall, dalam analisis organisasi, istilah flat (datar) dan tall   (tinggi) digunkan untuk menggambarkan pola menyeluruh rentang kendali   dan tingkatan manajemen.
Rantai wewenang   dan scalar, bersangkutan dengan jumlah tingkatan dalam suatu  organisasi  dan secara otomatis ada kapan saja seorang individu  dijadikan bawahan  pada seorang atasa.
Kesatuan   perintah, satu aspek dasar struktur organisasi lainnya (implicit dalam   rantai scalar) adalah “satu orang satu atasan”. Ini berarti bahwa   seorang bawahan hendaknya menerima instruksi dari sumber tunggal.
DEPARTEMENTASI
Bersangkutan   dengan proses penentuan cara pengelompokkan kegiatan-kegiatan   organisasi. Departementasi mencerminkan organisasi horizontal pada   setiap tingkatan hirarki, dan berhubungan erat dengan prinsip   spesialisasi klasik.
Departementasi yang lebih khusus, secara singkat dapat  dijelaskan sebagai berikut:
DESAIN  STRUKTURAL MODERN
Berikut ini   akan diuraikan dan analisa berbagai model structural lebih baru yang   telah dirancang dan diimplementasikan untuk menghadapi   tantanga-tantangan tersebut
Organisasi  proyek
Bentuk   organisasi proyek umum dipakai dalam industry ruagn angkasa dan juga   menjadi semakin luas digunakan dalam organisasi-organisasi bisnis,   pemerintahan, dan militer lainnya.
Berbagai tipe  struktur proyek
Ada beberapa  macam bentuk struktur proyek.
Organisasi  matriks
Kadang-kadang   organisasi matriks dianggap sebagai suatu bentuk organisasi proyek plus   organisasi fungsional dan nama-namanya digunakan dengan saling dapat   dipertukarkan.
Bentuk  organisasi matriks ini akan sangat bermanfaat bia :
Organisasi  bentuk bebas
Model bentuk   bebas didasarkan pada pemikiran bahwa maksud dirancangnya suatu   organisasi adalah untuk memudahkan manajemen perubahan. Untuk mencapai   sasaran ini, desain structural seharusnya sangat flexible, dan berdaya   sesuai (adaptable). Tidak ada aturan yang ditentukan atau bersifat kaku,   dan struktur internal tidak dibiarkan menjadi baku.
  

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar